Mengenai Saya

Foto saya
Way Kanan, Lampung, Indonesia
Hakim pada Pengadilan Negeri Blambangan Umpu

Minggu, 08 April 2012

SEGERA TERBIT

BUKU TENTANG:
HUKUM KELUARGA
HAK DAN KEDUDUKAN ANAK LUAR KAWIN
Pasca Keluarnya Putusan MK
Tentang Uji Materiil UU Perkawinan

Oleh: D.Y. Witanto, SH



T
idak semua anak yang lahir ke dunia bernasib baik, adakalanya kehadiran dan kelahirannya justru tidak diharapkan karena dianggap akan mendatangkan aib dan malapetaka bagi keluarganya. Anak yang dilahirkan di luar perkawinan memiliki beban ganda, disamping secara hukum ia menempati strata  terendah diantara anak-anak lainnya, di masyarakat ia kerap mendapatkan stigma sebagai anak haram yang dapat membawa sial. Bahkan si ibu dan anaknya terkadang di usir dengan alasan untuk menghindari malapetaka dan kutukan yang akan menimpa warga sekitarnya. Ketidakadilan ini terus berlangsung sampai dengan lahirnya Putusan MK Nomor 46/PUU-VIII/2010 yang mengabulkan permohonan judicial review Pasal 43 ayat 1 UU Perkawinan yang diajukan oleh Machica Mochtar (isteri sirri dari alm Moerdiono). Menurut pendapat MK bahwa tidak adil, jika hukum membebaskan laki-laki yang melakukan hubungan seksual dan menyebabkan kelahiran si anak dengan mudah melepaskan tanggung jawabnya sebagai seorang bapak, sehingga MK menyatakan bahwa Pasal 43 ayat (1) UU Perkawinan bertentangan dengan konstitusi secara bersyarat (conditionally unconstitutional).
Putusan MK tersebut memunculkan banyak polemik, beberapa kalangan menganggap bahwa putusan itu akan menimbulkan benturan dengan kaidah hukum Islam jika diterapkan bagi anak zina, karena menurut ilmu Fiqh anak zina tidak dapat di nasabkan dengan ayahnya, sehingga mereka tidak mungkin mewaris harta peninggalan ayahnya. Namun terlepas dari segala perdebatan itu, anak tetaplah seorang manusia yang terlahir kedunia tanpa memiliki kekuasaan sedikit pun untuk menentukan pilihan ia akan terlahir dari rahim milik siapa dan tentunya tidak ada seorang pun yang mau dilahirkan dari hasil perzinahan. Buku ini mencoba untuk mengupas kaidah hukum dalam Putusan MK yang akan dihubungkan dengan terminologi anak luar kawin menurut pandandgan hukum Islam, hukum adat, hukum kolonial dan hukum nasional yang berlaku di Indonesia, sekaligus memberikan pandangan tentang solusi pemecahan dalam menindaklanjuti putusan tersebut.
 
BAGIAN 1. PENDAHULUAN      1
A.    Makna Kehadiran Anak Dalam Sebuah Keluarga   1
B.     Terminologi Anak Dalam Undang-Undang 4
C.     Anak Luar Kawin Dalam Sudut Pandang Sosiologis          10
D.    Keduduakan Anak Luar Kawin Dalam Hukum Keluarga             14
E.     Hubungan Antara Kedudukan Anak Dengan Lembaga
Perkawinan         18
F.      Anak Luar Kawin Dalam Hukum Administrasi Kependudukan   25

BAGIAN 2. PENGELOMPOKAN ANAK BERDASARKAN STATUS DAN KEDUDUKANNYA DI HADAPAN HUKUM                      31
A.    Anak Sah             31
B.     Anak Zina           33
C.     Anak Sumbang   35
D.    Anak Luar Kawin Lainnya       38
E.     Anak Angkat       40
F.      Anak Tiri             45

BAGIAN 3. ANAK LUAR KAWIN DALAM PANDANGAN HUKUM ISLAM     48
A.    Makna Perkawinan Dalam Agama Islam      46
B.     Syarat Perkawinan Menurut Hukum Islam              52
C.     Hukum Bagi Seseorang Untuk Melangsungkan Perkawinan        57
D.    Konsepsi Zina Dalam Hukum Islam              59
E.     Penentuan Nasab Anak Dalam Hukum Islam           65
F.      Kedudukan Anak Luar Kawin Dalam Pandangan Islam   70
G.    Lembaga Pengakuan Anak Dalam Hukum Islam    73

BAGIAN 4. ANAK LUAR KAWIN DALAM PANDANGAN HUKUM ADAT      76
A.    Pengantar            76
B.     Status Anak Luar Kawin Dalam Pandangan Masyarakat Adat     78
C.     Persetubuhan Diluar Ikatan Perkawinan Merupakan Delik Dalam Hukum Adat         81
D.    Kedudukan Anak Luar Kawin Di Dalam Hukum Waris Adat      83

BAGIAN 5. KEDUDUKAN ANAK LUAR KAWIN DALAM KUH PERDATA      86
A.    Pengaturan Tentang Anak Dalam KUH Perdata      86
B.     Penggolongan Status Dan Kedudukan Anak Dalam KUH
Perdata    88
C.     Hak Penyangkalan Anak Oleh Suami            90
D.    Hak Waris Anak Luar Kawin Dalam KUH Perdata             96
E.     Persoalan Tentang Asal-Usul Anak Dan Pengakuan Anak Luar Kawin Dalam KUH Perdata            103

BAGIAN 6. KEDUDUKAN ANAK MENURUT UNDANG-UNDANG PERKAWINAN 107
A.    Lembaga Perkawinan Dalam Perspektif Hukum Dan Budaya     107
B.     Ruang Lingkup Pengaturan UU Perkawinan           109
C.     Terminologi Anak Sah Dalam UU Perkawinan        109
D.    Kewajiban Pencatatan Perkawinan Dan Akibat Hukumnya Menurut UU Perkawinan.           113
E.     Pengaturan Tentang Kedudukan Anak Dalam Undang-Undang Perkawinan   116
F.      Latar Belakang Timbulnya Anak Luar Kawin          119
G.    Perkawinan Sirri’ Dalam Konsepsi Hukum Positif              122

BAGIAN 7. PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NO. 46/PUU-VIII/2010 TERHADAP PERSOALAN ANAK LUAR KAWIN     132
A.    Duduk Perkara               132
B.     Petitum Permohonan    137
C.     Alat Bukti Surat              138
D.    Keterangan Ahli             138
E.     Keterangan Pihak Pemerintah             140
F.      Keterangan Pihak DPR-RI        150
G.    Pertimbangan Hukum Dan Concurring Opinion     155
1.      Pertimbangan Hukum            155
2.      Concuring Opinion    161
H.    Konklusi Dan Amar Putusan               167
1.      Konklusi          167
2.      Amar Putusan            167

BAGIAN 8. KAIDAH HUKUM DALAM PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI YANG BERKAITAN DANGAN STATUS ANAK LUAR KAWIN    169
A.    Wewenang Mahkamah Konstitusi Dalam Melakukan Uji Materiil Terhadap Undang-Undang         169
B.     Pencatatan Perkawinan Dalam Pasal 2 Ayat 2 UU Perkawinan Merupakan Kewajiban Administratif Yang Tidak Berhubungan Dengan Keabsahan Perkawinan           173
C.     Asal Usul Keturunan Dapat Dibuktikan Berdasarkan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi       178
D.    Anak Luar Kawin Harus Mendapatkan Hak Yang Sama Dengan Anak-Anak Lainnya            182
E.     Sengketa Tentang Keabsahan Perkawinan Tidak Boleh Merugikan Kepentingan Anak          189
F.      Pasal 43 Ayat (1) UU Perkawinan Unconstitutional Sepanjang Menyangkut Memutuskan Hubungan Perdata Dengan Ayah Kandungnya   192
G.    Putusan Mahkamah Konstitusi Berlaku Bagi Semua Anak Luar Kawin 194

BAGIAN 9. HAK DAN KEDUDUKAN YANG TIMBUL PADA ANAK LUAR LAWIN PASCA PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI          198
A.    Perdebatan Seputar Dampak Hukum Atas Keluarnya Putusan Mahkamah Konstitusi                       198
B.     Hak Anak Luar Kawin Untuk Menuntut Kewajiban Pemeliharaan (Alimentasi) Dari Ayah Biologisnya      203
C.     Bentuk Tanggung Jawab Orang Tua Kepada Anak Luar Kawin Dalam Konsepsi Islam                     211
D.    Hak Menuntut Warisan Bagi Mereka Yang Tidak Tunduk Pada Hukum Waris Islam            213
E.     Kewajiban Pemeliharaan (Alimentasi) Dari Anak Luar Kawin Terhadap Ayah Biologisnya    216
F.      Tata Cara Pelaksanaan Kewajiban Pemeliharaan (Alimentasi) Dari Ayah Biologis Terhadap Anak Luar Kawin                     217

DAFTAR PUSTAKA          221
Lampiran:     226

Publisher: PT Prestasi Pustaka Raya Surabaya.